dnevniceni.com

PSI Setuju Dahnil, Singgung Anies Beda dengan Pusat Tangani Banjir Jakarta

William Aditya Sarana, anggota DPRD DKI dari Fraksi PSI
William Sarana (Johan/20detik)

Jakarta -

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) setuju dengan jubir Menhan Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, yang menyebut jabatan kepala daerah bukanlah oposisi dari pemerintah pusat. PSI pun mengungkit kala Anies Baswedan menjabat Gubernur DKI Jakarta.

"Betul itu yang disampaikan, gubernur sampai wali kota-bupati adalah perpanjangan tangan pemerintah. Indonesia negara kesatuan, bukan negara federal. Jadi tidak boleh ada kebijakan yang bertentangan antara pemerintah pusat dan daerah," kata Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta William Sarana, saat dihubungi, Sabtu (27/7/2024).

William lantas mengambil contoh kala Anies Baswedan menjabat Gubernur DKI Jakarta. Dia menyebut Anies bertentangan dengan pemerintah pusat ketika menangani persoalan banjir di Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Contoh pertentangan terjadi ketika Gubernur Anies punya konsep bertentangan dengan pemerintah pusat soal penanganan banjir. Gubernur Anies punya konsep naturalisasi. Presiden konsepnya normalisasi. Dalam normalisasi, tugas Pemprov Jakarta adalah pembebasan lahan, pemerintah pusat melakukan normalisasi, penurapan, dan lain-lain," ucap William.

Namun Anies tidak setuju dengan konsep tersebut sehingga, lanjut dia, akhirnya penanganan banjir di Jakarta tidak maksimal.

ADVERTISEMENT

"Karena beda konsep, akhirnya Pemprov tidak maksimal melakukan pembebasan lahan, normalisasi mandek 5 tahun, iya pasti (penanganan banjir tidak maksimal)," ujar dia.

Pernyataan Dahnil

Sebelumnya, Dahnil Anzar Simanjuntak menyinggung ada pihak mengaku oposisi namun mengincar posisi jabatan kepala daerah. Pihak tersebut, menurut Dahnil, berharap menunggu tawaran.

Hal tersebut diungkapkan Dahnil di akun media sosial X seperti dilihat pada Jumat (26/7). Dahnil mengingatkan soal sopan santun kepala daerah sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat.

"Jabatan gubernur, bupati, wali kota itu bukan jabatan oposisi. Dia adalah kepanjangan tangan pemerintah pusat. Fatsunnya, ketika terpilih, tentu harus siap menurunkan dan menjalankan tugas-tugas pembantuan. Kita butuh gubernur, wali kota, dan bupati yang memahami hal ini. Sehingga pembangunan nasional bisa berjalan akseleratif dan harmonis untuk Indonesia yang lebih maju," tulis Dahnil yang mengizinkan twitnya dikutip.

Dahnil menilai oposisi tersebut ingin menjadikan jabatan kepala daerah sebagai batu loncatan untuk jabatan yang lebih tinggi. Padahal, menurutnya, oposisi tepatnya berada di luar pemerintahan atau menjadi anggota parlemen.

"Sayangnya, ada beberapa pihak yang ingin menggunakan jabatan kepala daerah tersebut sekedar panggung 'asal beda', untuk anak tangga jabatan politik berikutnya, lupa fokus pada upaya harmonisasi pembangunan bersama pemerintahan pusat, dalam hal ini presiden," jelasnya.

Simak Video 'Pemilih PSI Pilih Anies-Ahok, Kaesang: Memang Sangat Pantas':

[Gambas:Video 20detik]



(maa/dhn)

Terkini Lainnya

New

Recommend

Tautan Sahabat